Pertumbuhan tanaman dalam budidaya tanaman dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah faktor teknis. Faktor teknis ini dapat memberikan pengaruh lebih besar khususnya dalam hal menanam bibit. Menanam bibit merupakan salah satu kegiatan yang harus direncanakan dengan matang. Apabila menanam bibit direncanakan dengan matang, maka akan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan dalam budidaya.
Keberhasilan tersebut akan terlihat dalam laju pertumbuhan tanaman, keseragaman tanaman dan pemanenan.
Krisan atau seruni (Chrysanthemum sp.) merupakan komoditas andalan dalam industri hortikultura yang memiliki prospek pasar cukup cerah. Sebagai bunga hias, krisan di Indonesia digunakan sebagai bunga potong yang ditandai dengan sosok bunga berukuran pendek sampai tinggi,dan sebagai krisan pot yang ukurannya lebih pendek. Bunga krisan pot ditandai dengan sosok tanaman kecil, tingginya 20-40 cm, berbunga lebat dan cocok ditanam di pot, polibag atau wadah lainnya. Contoh krisan mini (diameter bunga kecil) ini adalah varietas Lilac Cindy (bunga warna ping keungu-unguan), Pearl Cindy (putih kemerahmerahan), White Cindy (putih dengan tengahnya putih kehijau-hijauan), Applause (kuning cerah), Yellow Mandalay (semuanya dari Belanda). Krisan indroduksi berbunga banyak ditanam sebagai bunga pot, terdapat 12 varietas krisan pot di Indonesia, yang terbanyak ditanam adalah varietas Delano (ungu), Rage (merah) dan Time (kuning). (Andiani, 2013)
Menurut Andiani (2013) untuk tanaman krisan pot media tanam yang digunakan dengan mempertimbangkan media tanam mudah didapat, harga relatif murah, ringan dan harus memiliki sifat-sifat fisik dan kimia yang bisa mendukung pertumbuhan akar dan serapan hara secara optimal. Media tanam yang cocok dengan tanaman krisan adalah yang
bertekstur liat berpasir, subur, gembur dan drainasenya baik. Benih tanaman krisan dapat berupa stek pucuk tanpa akar, stek pucuk berakar, anakan maupun tanaman muda hasil aklimatisasi dari kultur jaringan.
1. Media tanam dan alat penyiraman serta sejumlah stek tanaman krisan
Stek pucuk berakar (rooted cutting).
Penggunaan stek berakar sebagai bahan tanam dianjurkan dalam proses budidaya krisan. Cara ini dapat mengurangi kelemahan penggunaan stek tanpa akar diantaranya adalah :
1. Kemungkinan stagnasi pertumbuhan apikal stek lebih kecil, karena proses adaptasi stek berakar pada lahan lebih cepat.
2. Stek berakar relatif lebih tahan terhadap kondisi lahan yang lebih terbuka pada bedengan, sehingga toleransi tanaman muda terhadap stres akibat perubahan lingkungan tanam akan lebih besar.
3. Kemungkinan serangan hama penyakit yang lebih dini dapat diminimalisasi.
4. Pertumbuhan stek dan tanaman selanjutnya dapat lebih seragam.
5. Kematian stek akibat perubahan lingkungan tanam, kemungkinan serangan hama penyakit serta gangguan fisiologis lainnya dapat tereduksi, sehingga proses produksi lebih efisien dan ekonomis.
Cara penangkaran stek berakar yaitu :
o Pucuk diambil dari tunas aksiler yang tumbuh dari tanaman induk yang sehat dan tumbuh optimal.
o Stek sebagai bahan tanam sangat dianjurkan berasal dari kebun tanaman induk untuk produksi stek dan bukan dari tanaman produksi bunga.
o Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kualitas stek yang dihasilkan dan tanaman muda yang ditanam.
o Stek pucuk diambil dari tunas aksiler yang telah mempunyai 5 – 7 daun sempurna, mempunyai performa pertumbuhan apikal yang baik, dan tidak terserang hama penyakit penting serta tidak terjadi gangguan fisiologis.
o Stek dipanen dengan cara memotong tunas aksiler dengan menggunakan pisau atau gunting stek steril dan menyisakan 2-3 daun pada batang tanaman induk.
o Stek kemudian ditempatkan pada wadah di tempat yang lembab.
o Daun stek dipotong dengan menyisakan 2 daun sempurna dan ujung pangkal stek dipotong sedikit.
o Stek-stek yang telah dirompes, kemudian disemprot/dicelupkan dengan larutan fungisida dan bakterisida untuk mengurangi kemungkinan serangan hama penyakit, kemudian ujung pangkal batang stek diolesi zat perangsang tumbuh akar yang sudah dibuat berupa pasta.
o Stek kemudian ditiriskan kira-kira 2 – 5 menit, dan selanjutnya ditanam pada media pengakaran stek yang sudah disiapkan.
o Lingkungan perakaran dijaga kelembabannya dengan memberikan air pada media stek 1 – 2 hari sekali dan stek dipelihara dalam kondisi hari panjang.
o Stek akan berakar dan siap ditanam (transplant) pada lahan bedengan setelah melalui proses pengakaran setidaknya selama 14 hari.
o Stek yang telah berakar kemudian dapat ditanam pada lahan bedengan dalam rumah lindung yang telah disipkan sebelumnya.
No responses yet