Eco-enzym merupakan kata yang mulai marak terdengar beberapa bulan ini. Eco-enzym adalah cairan serba guna yang merupakan hasil fermentasi dari sisa buah/sayuran, gula dan air. Pembuatan atau proses fermentasi berlangsung selama tiga bulan. Eco-enzym ini dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand, yang kemudian diperkenalkan secara luas oleh Dr. Joean Oon, seorang Naturopathy dari Penang, Malaysia.
Eco-enzym dibuat dengan menggunakan rumus baku 1:3:10 untuk gula, bahan organik dan air, yang artinya 1 bagian gula, 3 bagian bahan organik dan 10 bagian air. Perbandingan tersebut berdasarkan perbandingan berat. Misalkan akan membuat eco-enzym dengan air 1 kg, maka gula yang dipakai seberat 100 gram dan bahan organik yang disediakan 300 gram. Gula yang dipakai adalah molase, gula aren ataupun gula kelapa. Bahan organik merupakan sisa buah/sayuran berupa kulit, potongan sayuran maupun sisa gigitan kelelawar. Bahan organik tidak boleh berupa sisa makanan yang dimasak, keras dan kering maupun yang berlemak. Sedangkan air yang digunakan adalah air sumur, buangan AC, air isi ulang, air hujan maupun air PDAM yang sudah didiamkan selama 24 jam.
Langkah pembuatan eco-enzym adalah mencampur bahan organik yang sudah disiapkan ke dalam larutan air gula kemudian mengaduknya dan menutupnya secara rapat dalam wadah fermentasi. Fermentasi ini berlangsung secara anaerob selama minimal 90 hari. Pemanenan dilakukan dengan cara disaring dan disimpan di wadah tertutup.
Eco-enzym ini banyak manfaatnya. Manfaatnya sebagai pembersih rumah alami, misalnya untuk mencuci piring, pakaian, sebagai sabun dan shampo, sebagai karbol, penghilang mampet WC dan bahan pel lantai. Manfaat medisnya dapat sebagai detoks, menyembuhkan luka bakar, bisulan, meredakan infeksi dan alergi pada anak. Manfaat lain yang tidak kalah penting adalah sebagai filter udara, herbisida, pestisida, pupuk, filter air dan menurunkan efek gas rumah kaca. Dengan banyak manfaat dari eco-enzym ini sangatlah baik jika setiap individu mulai mengolah limbah organiknya menjadi eco-enzym, dengan eco-enzym berarti menyelamatkan bumi kita juga menyelamatkan diri kita. Sayangi bumi, sayangi diri….salam eco-enzym….
Sumber : Modul Belajar Pembuatan Eco-Enzym-Ngajagabumi
(Ristiyanti Dwi Chandra, S.P.)
No responses yet